Abstrak
Bimbingan dan konseling di sekolah sangat berperan penting, salah satunya adalah mempertahankan dan meningkatkan mutu belajar siswa. Selain itu juga untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier agar berkembang secara optimal. Kebiasaan belajar sangat penting untuk mencapai hasil belajar yang baik, karena dengan hasil belajar yang baik maka seseorang akan mendapatkan penghargaan yang tinggi dari orang lain. Pembagian siswa dalam kelas unggulan dan non unggulan di SMPN dilakukan berdasarkan prestasi belajar yang diperoleh sebelumnya. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik kemungkinan dapat meningkatkan pencapaian prestasi belajar yang tinggi pula dan sebaliknya. Keterampilan sosial merupakan salah satu perkembangan yang harus dikuasai oleh remaja untuk dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam berkomunikasi dengan orang lain, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri dan orang lain, memberi atau menerima kritik, dan sebagainya. Dengan memiliki keterampilan sosial yang baik maka remaja bisa melakukan penyesuaian sosial dengan baik pula.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kebiasaan belajar siswa kelas unggulan; (2) kebiasaan belajar siswa kelas non unggulan; (3) keterampilan sosial siswa kelas unggulan; (4) keterampilan sosial siswa kelas non unggulan; (5) hubungan kebiasaan belajar siswa kelas unggulan dan siswa kelas non unggulan terhadap keterampilan sosial siswa.
Rancangan penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Blitar dengan jumlah 244 orang siswa, sedangkan sampel yang diambil berasal dari siswa kelas unggulan dan non unggulan dengan jumlah 89 orang siswa. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah cluster simple random sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis korelasi product moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kebiasaan belajar siswa kelas VII unggulan di SMP Negeri 1 Blitar yang tergolong baik sebanyak 31,25%, cukup baik 66,67%, buruk 2,08%; (2) kebiasaan belajar siswa kelas VII non unggulan di SMP Negeri 1 Blitar menunjukkan bahwa siswa memiliki kebiasaan belajar tergolong baik sebanyak 12,20%, cukup baik 80,49%, buruk 7,32%;(3) keterampilan sosial siswa kelas VII unggulan di SMP Negeri 1 Blitar menunjukkan bahwa siswa memiliki keterampilan sosial tergolong tinggi sebanyak 6,25%, sedang 83,33%, rendah 10,42%;(4) keterampilan sosial siswa kelas VII non unggulan di SMP Negeri 1 Blitar menunjukkan bahwa siswa memiliki keterampilan sosial tergolong tinggi sebanyak 0%, sedang 78,05%, rendah 21,95%; (5) ada hubungan kebiasaan belajar siswa kelas unggulan dan siswa kelas non unggulan terhadap keterampilan sosial siswa, dengan Fhitung = 664,012 > Ftabel 2,18.
Kesimpulan hasil penelitian (1) kebiasaan belajar siswa kelas VII unggulan di SMP Negeri 1 Blitar memiliki kebiasaan belajar yang tergolong dalam kategori cukup baik; (2) kebiasaan belajar siswa kelas VII non unggulan di SMP Negeri 1 Blitar memiliki kebiasaan belajar yang tergolong dalam kategori cukup baik; (3) keterampilan sosial siswa kelas VII unggulan di SMP Negeri 1 Blitar memiliki keterampilan sosial yang tergolong dalam kategori cukup tinggi; (4) keterampilan sosial siswa kelas VII non unggulan di SMP Negeri 1 Blitar memiliki keterampilan sosial yang tergolong dalam kategori cukup tinggi; (5) ada hubungan antara kebiasaan belajar dengan keterampilan siswa kelas unggulan dan siswa kelas non unggulan di SMP Negeri 1 Blitar.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan sebagai berikut: (1) konselor sekolah, diharapkan lebih meningkatkan peranannya dalam memberikan layanan bimbingan belajarnya, misalnya informasi bagaimana tempat belajar yang baik, waktu belajar yang baik, teknik belajar yang baik, serta memberikan informasi mengenai keterampilan sosial siswa, misalnya bagaimana mengekspresikan emosi sosial, kepekaan emosi dan sosial, mengontrol emosi dan sosial, dan manipulasi sosial (mengubah situasi untuk mendapatkan suatu hasil dari kontak sosial, misalnya rela berkorban demi orang lain). Sehingga dapat memberikan bimbingan konseling secara optimal melalui layanan informasi keterampilan sosial, misalnya memberikan permainan role playing dan modeling, baik itu di kelas unggulan maupun kelas non unggulan; (2) bagi guru, diharapkan dapat dijadikan masukan dalam kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kebiasaan belajar siswa dan keterampilan sosial siswa, sehingga guru dapat menentukan langkah selanjutnya dalam meningkatkan mutu pengajaran di kelas, misalnya guru lebih memperhatikan kebiasaan belajar siswa (dengan melihat hasil belajar siswa yang telah diperoleh) dan lebih sering berinteraksi dengan siswa; (3) bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk mengadakan penelitian yang sejenis, yaitu perbedaan kebiasaan belajar siswa kelas unggulan dan siswa kelas non unggulan dan hubungannya terhadap keterampilan sosial dengan menambahkan faktor lain yang turut mempengaruhi kebiasaan belajar siswa dan keterampilan sosial siswa, misalnya prestasi belajar, pola asuh orang tua.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kebiasaan belajar siswa kelas unggulan; (2) kebiasaan belajar siswa kelas non unggulan; (3) keterampilan sosial siswa kelas unggulan; (4) keterampilan sosial siswa kelas non unggulan; (5) hubungan kebiasaan belajar siswa kelas unggulan dan siswa kelas non unggulan terhadap keterampilan sosial siswa.
Rancangan penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Blitar dengan jumlah 244 orang siswa, sedangkan sampel yang diambil berasal dari siswa kelas unggulan dan non unggulan dengan jumlah 89 orang siswa. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah cluster simple random sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis korelasi product moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kebiasaan belajar siswa kelas VII unggulan di SMP Negeri 1 Blitar yang tergolong baik sebanyak 31,25%, cukup baik 66,67%, buruk 2,08%; (2) kebiasaan belajar siswa kelas VII non unggulan di SMP Negeri 1 Blitar menunjukkan bahwa siswa memiliki kebiasaan belajar tergolong baik sebanyak 12,20%, cukup baik 80,49%, buruk 7,32%;(3) keterampilan sosial siswa kelas VII unggulan di SMP Negeri 1 Blitar menunjukkan bahwa siswa memiliki keterampilan sosial tergolong tinggi sebanyak 6,25%, sedang 83,33%, rendah 10,42%;(4) keterampilan sosial siswa kelas VII non unggulan di SMP Negeri 1 Blitar menunjukkan bahwa siswa memiliki keterampilan sosial tergolong tinggi sebanyak 0%, sedang 78,05%, rendah 21,95%; (5) ada hubungan kebiasaan belajar siswa kelas unggulan dan siswa kelas non unggulan terhadap keterampilan sosial siswa, dengan Fhitung = 664,012 > Ftabel 2,18.
Kesimpulan hasil penelitian (1) kebiasaan belajar siswa kelas VII unggulan di SMP Negeri 1 Blitar memiliki kebiasaan belajar yang tergolong dalam kategori cukup baik; (2) kebiasaan belajar siswa kelas VII non unggulan di SMP Negeri 1 Blitar memiliki kebiasaan belajar yang tergolong dalam kategori cukup baik; (3) keterampilan sosial siswa kelas VII unggulan di SMP Negeri 1 Blitar memiliki keterampilan sosial yang tergolong dalam kategori cukup tinggi; (4) keterampilan sosial siswa kelas VII non unggulan di SMP Negeri 1 Blitar memiliki keterampilan sosial yang tergolong dalam kategori cukup tinggi; (5) ada hubungan antara kebiasaan belajar dengan keterampilan siswa kelas unggulan dan siswa kelas non unggulan di SMP Negeri 1 Blitar.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan sebagai berikut: (1) konselor sekolah, diharapkan lebih meningkatkan peranannya dalam memberikan layanan bimbingan belajarnya, misalnya informasi bagaimana tempat belajar yang baik, waktu belajar yang baik, teknik belajar yang baik, serta memberikan informasi mengenai keterampilan sosial siswa, misalnya bagaimana mengekspresikan emosi sosial, kepekaan emosi dan sosial, mengontrol emosi dan sosial, dan manipulasi sosial (mengubah situasi untuk mendapatkan suatu hasil dari kontak sosial, misalnya rela berkorban demi orang lain). Sehingga dapat memberikan bimbingan konseling secara optimal melalui layanan informasi keterampilan sosial, misalnya memberikan permainan role playing dan modeling, baik itu di kelas unggulan maupun kelas non unggulan; (2) bagi guru, diharapkan dapat dijadikan masukan dalam kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kebiasaan belajar siswa dan keterampilan sosial siswa, sehingga guru dapat menentukan langkah selanjutnya dalam meningkatkan mutu pengajaran di kelas, misalnya guru lebih memperhatikan kebiasaan belajar siswa (dengan melihat hasil belajar siswa yang telah diperoleh) dan lebih sering berinteraksi dengan siswa; (3) bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk mengadakan penelitian yang sejenis, yaitu perbedaan kebiasaan belajar siswa kelas unggulan dan siswa kelas non unggulan dan hubungannya terhadap keterampilan sosial dengan menambahkan faktor lain yang turut mempengaruhi kebiasaan belajar siswa dan keterampilan sosial siswa, misalnya prestasi belajar, pola asuh orang tua.
0 komentar:
Posting Komentar