COBA

Minggu, 23 Oktober 2011

Kurikulum Pembinaan

PENDAHULUAN

Masa depan suatu ummat terletak pada sejauh mana ummat tersebut memberikan perhatiannya terhadap generasi muda. Karena generasi mudalah yang nantinya akan melanjutkan tongkat estafet perjuangan. Al-Qur’an telah memberikan banyak penjelasan tentang masalah ini salah satunya Allah berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat 9;

Artinya: ”Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur yang benar”.

Dalam ayat ini Allah memberikan peringatan akan senantiasa memperhatikan generasi penerus sebagai pelanjut perjuangan dalam menata kehidupan yang lebih baik dengan mental dan bekal ilmu yang memadai dan proses yang berkesinambungan.

Asrama merupakan bagian yang vital dalam sistem pendidikan pesantren baik pesantren tradisional maupun pesantren moderen. Dari tempat inilah penanaman nilai-nilai spiritual dan pembinaan mental diproses. Untuk itu diperlukan suatu sistem dan mekanisme yang integral di mana ’Ilmu Iman Amal’ dengan ditopang oleh lingkungan yang ’Alamiyah Islamiyah Ilmiyah’ dapat terealisasi seluruh rangkaian proses yang mengarah kepada tercerminnya iklim intelektual Islami di dalam mengokohkan aqidah mahasiswa sebagai generasi penerus pemegang amanah perjuangan.

Allah SWT telah mendidik dan membina rasulnya Muhammad SAW dengan sebaik-baiknya pendidikan dan pembinaan yang disistimasikan dalam proses penurunan wahyu secara gradual (Tadarruj), yang disebut dengan sistematika nuzulnya wahyu. Yang kemudian Rasulullah mendidik dan membina para sahabatnya. Dari pola tersebut lahirlah generasi-generasi yang tawhidi yang tangguh dan tangkas dalam segala aspek kehidupan. Ini dapat dilihat tegaknya peradaban Islam pertama di Madinah Al Munawarah sebuah kota yang tercerahkan dengan cahaya Allah.

Salah satu hal yang esensi dalam proses tegaknya peradaban Islam tersebut adalah adanya tradisi keilmuan tafaqqu fid din yang kuat serta penghayatan dan pengamalan yang berkesinambungan, sehingga terdapat sebuah arus budaya Islami, pemikiran Islami, prilaku Islami yang teratur dalam membentuk karakter pribadi-pribadi unggulan dalam kontek sebagai seorang individu maupun anggota masyarakat.

Untuk itu, lingkungan asrama (Darul Jihad) sebagai bagian dari usaha untuk mewujutkan visi dan misinya tersebut diperlukan suatu paradigma baru di dalam usaha dan upayanya untuk pengintegrasian ilmu, iman dan amal, antara ilmu fardu ’ain dan fardu kifayah. Itu semua dengan harapan terwujudnya kembali peradaban Islam berasaskan tauhid yang tertuang di dalam tata laksana keasramaan kepengasuhan ini.

VisiMembangun Asrama Mahasiswa Dar al Jihad sebagai asrama berperadaban dan bermartabat dalam menyongsong Peradaban Islam Gemilang.

Misi
  • Melahirkan generasi tauhid sebagai pengemban amanah perjuangan menegakkan Peradaban Islam.
  • Menjadikan asrama Dar al Jihad sebagai markas pendidikan, pembinaan dan pengkaderan serta pengadaban bagi calon-calon genarasi tauhid.
  • Mengintegrasikan ilmu, iman dan amal di dalam seluruh rangkaian proses berasrama.
  • Mewujudkan dan mengkondisikan asrama yang senantiasa bernuansa Alamiyah, Islamiyah dan Ilmiyah.

Paradigma Pengkaderan dan Pembinaan
Paradigma atau manhaj yang dimaksud di sini adalah jalan yang ditempuh atau panduan untuk berjalan atau melangkah. Di dalam paradigma (manhaj) ini tercakup hal-hal yang berkaitan dengan seperangkat konsep, rumusan tata laksana dan juga perangkat nilai yang digunakan sebagai pedoman di dalam melakukan langkah-langkah pengkaderan dan pembinaan keasramaan di dalam mewujudkan visi dan misi di atas. Untuk itu, di dalam proses pengkaderan dan pembinaan ini paradigma atau manhajnya adalah Manhaj Islami dengan pendekatan integral sistem.

Paradigma atau Manhaj Islami ini lebih jelasnya adalah sekumpulan konsep, rumusan tata laksana dan perangkat nilai yang dijadikan sebagai panduan bagi orang-orang Islam dalam berpikir dan bertindak agar sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dengan demikian seluruh rangkaian proses pengkaderan dan pembinaan di asrama berlandaskan rumusan atau tata laksana yang telah ditetapkan di dalam ajaran-ajaran Islam. Sehingga di dalam penetapan program atau kegiatan keasramaan tidak terlepas dari paradigma ini. Hal ini juga memudahkan untuk dievaluasi, baik secara berjenjang maupun secara keseluruhan dari berbagai dimensi dan aspek yang meliputinya.

Paradigma ini akan direalisasikan dengan pendekatan integral sistem, dengan artian seluruh dimensi dan aspek, baik material maupun nonmaterial secara keseluruhan diselaraskan dengan tujuan utama yang terdeskripsikan di dalam visi dan misi asrama. Pendekatan ini lebih menitik beratkan kepada peniadaan dikotomi/dualisme di dalam seluruh bagian, baik pada tataran pola kepemimpinan sampai pada level manajemen. 

Prinsip Pengkaderan dan Pembinaan
Berdasarkan paradigma di atas, pola pembinaan asrama mengacu kepada pola dasar sistematika nuzulnya wahyu yang diurai dalam tiga garis besar antara lain yaitu Ta’lim, Ta’dib dan Tazkiyah.


Struktur Kepengasuhan Asrama
Pembina                                    Ust. H. Drs. Miftahuddin, M.Si
 Ust. Abdul Khalik, Lc  M.H.I
 Penanggung JawabUst. Endang Abdurrahman, S.Ag
 Ka. pengasuhanUst. Ahmad Furqan Muntashir, S.Sos.I
 Sekretaris AsramaSayyidina Hamzah (IV)
 Koordinasi BahasaMuhammad Syafi'i (IV
 AnggotaAfri Santoso (IV)
 Rofiqi Suhram (IV)
 Koordinator KerumahtangaanBukhari Muslim (IV)
 AnggotaTaufiq Husnul hajar (IV)
 koordinator Kedisiplinan ShalatSyarif (VI)
 AnggotaAbdullah (IV)
 Koordinator KeamananAndrian Fadli (IV)

Job Diskripsi Kepengasuhan 1.    Penagggung jawab
  • Bertanggung jawab terhadap seluruh proses dan kegiatan asrama
  • Membuat laporan kegiatan asrama tiap akhir semester dan akhir tahun serta melaporkan kepada ketua STAIL dan PPH (Kepala kampus).
  • Mengontrol seluruh kegiatan asrama bersama Ka. kepengasuhan tiap akhir bulan.
  • Memberikan pengarahan-pengarahan yang terkait dengan keasramaan.
  • Bertanggung jawab kepada ketua STAIL.

2.    Ka. Kepengasuhan
  • Mengkoordinir seluruh kegiatan keasramaan dan kepengasuhan pada tiap-tiap bagian.
  • Membuat laporan seluruh kegiatan asrama tiap dua minggu sekali, akhir bulan dan membantu PK III dalam membuat laporan semesteran dan tahunan.
  • Bertanggung jawab secara penuh akan berjalannya kegiatan keasramaan dan kepengasuhan.
  • Dalam melaksanakan tugasnya akan dibantu oleh seorang staf atau asisten.
  • Mengontrol perizinan serta memberikan izin kepada mahasiswa.  
  • Bertanggung jawab kepada PK III STAIL
3.    Sekretaris
  • Melakukan pencatatan setiap hasil rapat serta pengarsipan terhadap keluar dan masuknya surat.
  • Bersama Ka. kepengasuhan mengontrol jalannya pengabsenan kegiatan.
  • Merekap data-data kegiatan asrama per dua minggu pada akhir semester
  • Bersama Ka. kepengasuhan dan PK III membuat laporan akhir semester dan akhir tahun
  • Bertanggung jawab kepada Ka kepengasuhan
4.    Koordinator Bahasa
  • Mengkoordinir serta mengontrol jalannya kegiatan Bahasa di asrama
  • Membentuk tim sukses bahasa di asrama
  • Membuat jadwal kegiatan bahasa
  • Melakukan evaluasi terhadap seluruh kegiatan bahasa asrama
  • Bertanggung jawab kepada Ka kepengasuhan
5.    Koordinator Kerumahtanggaan
  • Mengkoordinir serta mengontrol seluruh sarana dan prasarana asrama
  • Menginventarisir seluruh sarana yang ada, maupun yang belum ada
  • Membuat laporan terhadap sarana-sarana yang telah rusak
  • Bertanggung jawab terhadap Ka. kepengasuhan
6.    Koordinator Keamanan
  • Mengkordinir serta mengontrol keamanan asrama dan kampus
  • Membuat jadwal rutin keamanan dengan melibatkan mahasiswa
  • Melakukan kerja sama dengan unit keamanan pondok, SMP dan SMU
  • Melakukan evaluasi serta membuat laporan kegiatan keamanan
  • Bertanggung jawab kepada Ka. kepengasuhan
7.    Koordinator Kebersihan dan Kesehatan
  • Mengkordinir serta mengontrol seluruh kebersihan asrama
  • Melakukan kontrol terhadap mahasiswa yang sakit
  • Menyediakan obat-obatan untuk penyakit ringan
  • Melakukan kerjasama dengan bagian kebersihan pondok
  • Membuat laporan kegiatan kebersihan asrama
  • Bertanggung jawab kepada Ka. kepengasuhan
8.    Koordinator Kedisiplinan Sholat
  • Mengkoordinir serta mengontrol kedisiplinan sholat
  • Melakukan pencatatan terhadap mahasiswa yang tidak berjamaah
  • Membuat buku absen keluar di setiap rumah
  • Membuat laporan akan tingkat kedisiplinan sholat
  • Bertanggung jawab kepada Ka kepengasuhan
  • Menyelenggarakan kegiatan mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran dan kualitas sholat.

Pola Pengkaderan Mahasiswa
Pola pengkaderan yang ingin dikembangkan pada mahasiswa STAIL tentunya merujuk pada manhaj Hidayatullah yaitu sistematika nuzulnya wahyu. Sebagai gambaran dibawah ini akan diuraikan sekilas tentang pola tersebut di atas:

1.    Penanaman nilai-nilai sistematilka wahyu

a.    Proses Ta’lim
Mahasiswa diarahkan untuk mengenal Allah dan merasakan kelemahan dan mengakui Allah dengan membaca firmanNya dan ciptaanNya sehingga merasakan kekuasaan Allah dan keagunganNya dan menimbulkan pengakuan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Dalam proses ini mahasiswa diberikan materi-materi aqidah serta pemahaman terhadap ayat-ayat kauliyah dan kauniyah, baik diruang kuliyah maupun diluar kuliyah.

b.    Proses TazkiyahProses penyucian diri dari penyakit jiwa yang menghalangi tertanamnya wahyu dalam diri mahasiswa. Pada proses ini ditanamkan pengertia mengikis penyakit jiwa: Thogo’, Riya’ dan egois dan lain sebaginya.

c.    Proses Ta’dibPada proses ini mahasiswa diharapkan dalam kondisi siap baik mental maupun rohani untuk menerima  bukti dari zikir dan fikir serta keterampilan hidup. Mereka diantarkan untuk menyenangi dan bersemangat untuk mengarungi lautan ilmu yang maha luas.

2.    Proses Pembinaan dengan Siastematika Nuzulnya Wahyu

1.    Pembinaan Darajah Ula
Pada darajah ula ini mahasiswa dikenalkan dengan berbagai hal yang berkaitan dengan pengajaran dan transformasi nilai dan kekaderan yang terumuskan di dalam kegiatan-kegiatan atau program-program akedemik dan non akademik, baik di asrama maupun di kelas. Target utama yang ingin dicapai dalam darajah ini adalah kesadaran diri akan hakikat manusia sebagai hamba dan khalifah Allah Swt. di muka bumi ini. Salah satu indikatornya adalah tekun beribadah, tilawah al Qur’an dan amalan-amalan yang disunnahkan dan lain-lain.

2.    Pembinaan Darajah WusthaPada derajah wustha ini, sebagai kelanjutan dari tingkat sebelumnya, lebih menekankan kepada aspek pembinaan dan pembentukan dengan lebih difokuskan kepada penanaman nilai dan adab. Mahasiswa pada tingkat ini telah mampu menampilkan jati dirinya yang sesungguhnya sebagai hamba dan khalifah-Nya. Karakter yang menonjol pada dirinya adalah lahirnya rasa tanggung jawab pada dan orang lain. Sehingga, sikap dan perilakunya selaras dengan pemahamannya. Dalam hal ini kegiatan lebih diarahkan dan dilakukan di luar kelas, seperti pemberian amanah untuk bertugas di departemen yang telah ditentukan dan lain-lain dengan didukung dengan materi-materi yang bersifat pengetahuan dan wawasan, baik di kelas maupun di asrama sebagai self kontrol (penyeimbang).

3.    Pembinaan Darajah’ ’UlyaMahasiswa pada tingkat ini telah merepresentasikan dirinya sebagai hamba dan khalifah-Nya secara utuh yang telah nampak dalam kepribadian dan prinsip-prinsipnya di dalam melaksanakan seluruh tugas-tugas yang telah diamanahkan. Pada level ini mental spiritual Mahasiswa telah siap pakai dan siap ditugaskan di manapun juga.

4.    Bentuk Kegiatan
  • Majelis Ta’lim Terstruktur
  • Haalaqah ta’lim (Training)
  • Khuruj/mabit di masjid-masjid
  • Safari Dakwah
  • Super Camp, dll.

5.    Kajian Diniah Islamiah
  • Tafsir
  • Hadits
  • Fiqih
  • Akhlak
  • Aqidah
  • Tartil
  • Tarjamah
  • Tahfidz

6.    Akhlak Islami
  • Adab-adab hidup Islami
  • Do’a/Dzikir
  • Ibadah-ibadah Sunnah
  • Keterampilan kerumahtanggan di asrama

7.    Pengembangan Bakat dan Minat
  • Olah raga
  • Kesenian
  • Jurnalistik
  • Bahasa Arab dan Inggris
  • Majallah Dinding
  • Kelompok diskusi
  • Muhadharoh Askariya

8.    Bentuk Kegiatan Asrama Harian dan Mingguan

A.    Program rutin (harian)
  • Wirid Pagi
  • Wirid Malam
  • Majlis Ta’lim
  • Shalat berjama’ah
  • Khitobah B. Arab dan Inggris

2.    Program rutin (mingguan)
  • Tausiyah pagi
  • Haloqoh Tahsin
  • Riyadhoh
  • Latihan Pidato
  • Latihan Baca Kitab
  • Shalat Lail

3.    Program semesteran
  • Mabit
  • Training SNW
  • Training Mengurusi Janazah
  • Porseni

4.    Program Tahunan
  • Wisata Rohani (super camp)
  • Haflah Lughah
  • Rapat kerja asrama

5.    Program Unggulan pada tahun ini adalah mahasiswa mampu :
  • Optimalisasi Program Harian dan Mingguan
  • Penugasan Khutbah Jum’at dan ceramah
  • Program Bahasa Surabaya dan Panceng
  • Program Pengkaderan Surabaya dan Panceng

Untuk apa puasa?

Bulan penuh berkah dan magfiroh telah ada di depan mata. Mari kita sambut dengan persiapan yang matang baik secara fisik maupun mental. Secara mental yang perlu disiapkan adalah menelaah kembali apa tujuan kita berpuasa, serta mengevaluasi apakah puasa-puasa kita selama ini sudah berhasil mentransformasikan diri kita dari orang yang sekedar beriman menjadi orang yang bertaqwa, sebagaimana berubahnya seekor ulat yang menjijikan menjadi seekor kupu-kupu yang indah.dr. Rachmat Gunadi W. SpPD-KR
Tujuan puasa adalah menjadi orang yang bertaqwa. Menurut para ulama bertaqwa adalah selalu berusaha menaati aturan main Allah. Keuntungan orang-orang yang bertaqwa adalah dibukakan pintu ampunan seluas-luasnya, dilapangkan rizkinya, dibantu urusan lahir dan batinnya, serta diberi hadiah surga. Jika direflesikan dengan tugas kita di RSHS, pada hakikatnya semua pegawai RSHS baik medik maupun nonmedik adalah melayani pasien, dengan semangat Ramadhan, kita akan memberikan pelayanan sebaik-baiknya dengan ikhlas.

Bali desa mbangun desa?

Bali desa mbangun desa? Rangkaian kata penuh makna (apa iya?). Mungkin sering kita liat, khususnya yang tinggal di wilayah Jawa Tengah. Spanduk bertuliskan kata-kata tersebut. Singkat,padat,penuh makna tapi sulit untuk di aplikasikan.
Kenapa ini bisa terjadi?
Menilik di desa kita (kalikudi) tak terhitung sudah , berapa banyak orang-orang yang pergi keluar desa dan pulang dengan membawa seabreg bukti kesuksesannya. Nah, seberapa besar ini berdampak bagi masyarakat desa kalikudi secara umum. Apakah dengan suksesnya orang-orang tersebut membuat desa kalikudi disebut sebagai desa yang maju? Atau taraf kehidupan masyarakat secara keseluruhan juga menjadi lebih baik? Apakah ada kepedulian dari mereka untuk bali desa terus mbangun desa. Atau mereka bali desa hanya untuk pamer kesuksesan belaka ( kalau yang ini tidak mungkin kayaknya heheheh…)
Mudah-mudahan dengan adanya kalikudi.com akan bisa menjembatani pemerataan kesempatan meraih kesuksesan. Karena dengan adanya website ini, diharapkan memudahkan terjadi penyebaran informasi secara berimbang. Dan dari informasi inilah peluang-peluang maupun kiat-kiat usaha orang-orang desa kalikudi yang telah sukses bisa dipelajari,teladani, dan dipraktekan.
Semoga bali desa mbangun desa tidak sebatas slogan, melainkan benar-benar untaian kata yang inspiratif.

Kalikudi Kini dan Nanti

Sejenak berkaca pada masa lalu, saat kita masih anak-anak, kemudian abg, lantas beranjak dewasa. Dari wajah optimis yang selalu kita jumpai, hingga kegiatan-kegiatan baik itu olah raga, seni, maupun keagamaan telah mengantarkan kita menjadi pribadi yang energik,percaya diri dan berahlak. Sehingga memudahkan kita meraih impian.

Mereka yang ulet menjadi pengusaha yang sukses, mereka yang cerdas menjadi dokter yang ahli di bidangnya, mereka yang jujur mengabdi sebagai pejabat,mereka yang kritis menjadi politikus yang berpihak ke rakyat dan sederet profesi-profesi yang membanggakan telah lahir dadi suatu lingkungan yang orang menyebutnya “desa Kalikudi”.

Lantas bagaimana keadaan tempat yang telah menjadi saksi bisu perjalanan kita ini? Masih adakah geliat optimisme disana? Terus, masih bisakah pribadi-pribadi unggulan terlahir dari sana? Bertubi-tubi pertanyaan akan terlontar, dan siapa yang bisa menjawab?.

Jangan selalu menyalahkan keadaan, menyalahkan pemerintah, menyalahkan perangkat desa. Sementara kita belum berbuat sesuatupun. Dan jangan pula hanya sebatas bersuara kesana kemari tentang bagaimana caranya membuat suatu desa gemah ripah loh jinawi, sementara ada program pengumpulan dana untuk program-program berbasis swadaya masyarakat kita menutup mata dan berlagak orang termiskin di dunia :) .

Marilah kita buktikan bahwa kita adalah manusia-manusia yang pandai bersyukur, wujudkanlah rasa syukur itu dengan menjadi salah satu bagian dalam proses pembangunan desa kita tercinta ini. Sumbanglah dan dukunglah dengan apa yang kita miliki atas segala daya upaya untuk memajukan dan membangun desa kita. Sehingga nantinya tidak mustahil akan terlahir pribadi-pribadi yang luar biasa dari sana

Sabtu, 22 Oktober 2011

Tujuh Karakter Kaya Mental untuk Sukses

Dari semua kisah legenda, mulai dari zaman Romawi Kuno hingga tokoh-tokoh fiksi yang melegenda hasil karya tangan-tangan kreatif dunia perfilman modern, ada satu kesamaan nyata yang melekat. Yakni, semua tokoh yang tercipta, pasti meninggalkan kenangan berupa karakter kuat yang menjadikan mereka seorang yang dikenang sepanjang massa. Tipikal kisahnya pun bisa dikata senada. Hidup dengan penderitaan, namun mampu terus berjuang hingga menjadi sang pemenang sejati dalam kehidupan. Gemblengan berupa halangan dan tantangan adalah "kawah candradimuka" yang membentuk mereka menjadi pribadi kuat dan bersahaja. Ibarat berlian yang tak ternilai harganya, tempaan yang membuatnya menjadi batu indah nan keraslah yang membuatnya memiliki karakter sebagai batu berharga.
 
Begitu pula kehidupan kita. Kekuatan karakter yang terbentuk dalam perjuangan menjalani kehidupan akan menjadi pembeda antara satu pribadi dengan yang lainnya.
 
Lantas, bagaimana agar kita mampu menjadi pribadi yang dikenang dengan keunggulan dan kekuatan kita? Seperti filosofi yang sering saya sebut: "Success is my right", sukses adalah hak saya, hak Anda, hak semua orang yang menyadari, menginginkan, dan memperjuangan dengan sepenuh hati, maka setiap orang perlu sadar dan kemudian berusaha mewujudkan mimpinya dengan cara-cara yang terukur, terencana, dan penuh perhitungan yang dilandasi karakter yang sering saya sebut sebagai kaya mental.
 
Ada sebuah ungkapan: "Kehilangan harta, kehilangan satu hal; kehilangan kesehatan, kehilangan banyak hal; kehilangan karakter, kehilangan segalanya." Hal tersebut menggambarkan, betapa pentingnya karakter untuk terus dilebur dalam berbagai tindakan guna meraih kesuksesan. Untuk itu, agar semakin mantap melangkah, berikut 7 karakter utama kaya mental yang bisa kita praktikkan untuk mencapai apa yang diimpikan.
 
1. Selalu berpikir positif
Salah satu kunci sukses yang perlu kita tanamkan adalah berpikir serba mungkin. Sebuah impian jika terus dipelihara dan dipupuk dengan tindakan-tindakan nyata, akan membuka jalan menuju kesuksesan. Pikiran positif akan mengarahkan kita pada berbagai pencapaian yang terukur dan terencana, demi mencapai tujuan yang diimpikan.
 
2. Punya integritas
Seseorang yang memiliki integritas akan menjadi sosok yang bisa dipercaya dan mampu menjadi pribadi yang utuh dan memancarkan kewibawaan untuk melaksanakan semua tugas dan tanggung jawab yang diberikan.
 
3. Tanggung jawab
Sebagai pribadi unggulan, maka tanggung jawab harus menjadi prioritas untuk mengerjakan semua tugas. Tanggung jawab harus dilaksanakan dengan sepenuh hati untuk selalu memberikan hasil maksimal dari apa yang harus dikerjakan.
 
4. Disiplin
Bangsa yang maju, pasti memiliki kedisiplinan yang tinggi. Lihat Jepang, Korea, atau negara tetangga kita, Singapura. Jika diperhatikan, negara-negara tersebut memiliki kondisi di mana semua tepat waktu, bekerja dengan ritme yang teratur, serta tertata dengan rapi sehingga apa yang dikerjakan mampu berjalan dengan maksimal. Kebiasaan-kebiasaan semacam itu membentuk masyarakat di sana menjadi pribadi-pribadi yang mengerti dan taat aturan. Tak heran jika mereka mengalami kemajuan dengan karakter positif yang selalu tertanam dalam kedisiplinan yang dijalankan.
 
5. Menghargai orang lain
Kemampuan untuk menghargai orang lain akan melahirkan toleransi dan kebersamaan yang membawa kebaikan bersama. Menghormati setiap kewajiban dan hak masing-masing individu, bekerja dan saling dukung dengan fungsi dan peran masing-masing, serta mampu menempatkan diri di tengah masyarakat, termasuk juga selalu peduli pada orang lain adalah kekayaan mental yang akan membawa kebahagiaan bersama.
 
6. Selalu berpikir ke depan
Agar menjadi manusia unggulan, kita harus selalu memiliki visi jauh ke depan. Sebab, dengan visi itulah, kita akan selalu bisa menentukan target besar dan menantang untuk diraih sehingga semangat terus berkobar untuk mencapainya. Dengan selalu berpikir one step ahead, kita akan terbiasa untuk menyiapkan perencanaan-perencanaan yang akan memantapkan jalan kita menuju impian.
 
7. Sadar bahwa tidak ada jalan yang rata untuk sukses
Semua pasti butuh proses. Semua pasti mengalami halangan dan rintangan. Dan sebenarnya, justru itulah "vitamin" yang akan mengantarkan kita pada kesuksesan. Dengan kesadaran bahwa semuanya butuh diperjuangkan, maka kita akan jadi pribadi-pribadi yang kuat menghadapi goncangan. Tak ada satu pun tokoh sukses dunia yang tak mengalami berbagai ujian. Namun justru dengan ujian tersebut, perjuangan mereka justru mengkristal sehingga melahirkan kekayaan mental utuh yang mengantarkan mereka pada pencapaian yang mampu melewati batas zaman.
 
Itulah ketujuh karakter kaya mental yang jika dilebur dalam diri akan melahirkan kekuatan luar biasa dalam kehidupan. Namun, itu semua tentu hanyalah sebagian saja dari modal kaya mental yang harus dimiliki seseorang untuk sukses. Sebenarnya, masih banyak lagi karakter unggulan lain yang masing-masing harus dikedepankan untuk meraih kesuksesan. Yang pasti, dengan terus berusaha, berkarya, berjuang, dan melangkah dengan karakter yang terus diasah dan digembleng pada berbagai "kawah candradimuka", maka kita pasti akan menjadi manusia-manusia unggulan di berbagai bidang dan peran yang kita jalankan. Setuju kan, teman-teman?
download disini

Mahakarya Seni Kontemporer Asia dari Koleksi Pribadi

Apa tema acara tersebut

Sebuah Citarasa Seni Asia

Diselenggarakan bersamaan dengan edisi perdana Art Stage Singapore 2011 – pasar seni internasional yang terbaru di Asia Pasifik - Singapore Art Museum dengan bangga mempersembahkan Contemporary Asian Masterpieces From Private Collections.

Pameran bertajuk Contemporary Asian Masterpieces From Private Collections ini menawarkan peluang emas bagi para pecinta seni untuk melihat langsung karya-karya seniman kontemporer Asia yang dihadirkan dari berbagai koleksi pribadi unggulan di seluruh kawasan.

Acara ini juga memberi peluang untuk turut mengambil bagian dalam seni kontemporer Asia yang sedang meroket di dunia seni internasional. Jadi, jika Anda masih baru dalam seni Asia dan ingin tahu beberapa karya unggulan yang penting, segeralah kunjungi  Singapore Art Museum untuk menikmati acara yang pasti akan memuaskan panca indera Anda.

Orang Hukum Mutlak Harus Kuasai Public Speaking

Yogyakarta, CyberNews. Kemampuan berbicara mutlak dikuasai oleh mahasiswa maupun lulusan Fakultas Hukum (FH). Sangat aneh, jika mahasiswa maupun lulusan FH tidak bisa berbicara di depan publik. Sementara kunci pertama yang harus dimiliki seseorang ketika berbicara di depan publik adalah percaya diri.
"Kalau orang hukum tidak bisa ngomong kan aneh, tapi saya yakin mahasiswa FH UGM kemampuan public speaking nya bagus semua" papar Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM yang juga CEO Absiheka Training Center, Dr Ida Rochani Adi SU, pada workshop 'Public Speaking dan Pengembangan Diri Membentuk Pribadi Unggulan' yang diadakan Law Career Development Center (LCDC) Fakultas Hukum UGM.
Tidak hanya masalah percaya diri, dalam workshop itu Dia juga memberikan beberapa faktor yang penting dalam public speaking. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor verbal dan non verbal.
Dipaparkan, suara, postur, gerak tubuh, sorot mata, napas dan hal-hal lainnya menjadi faktor non verbal yang paling banyak diperhatikan penonton. "Banyak audience yang tidak menyukai orang dengan jenis pitch yang tinggi," tambahmya.
Ditegaskan bahwa hal-hal semacam itu dapat dilatih, bukan tidak bisa diubah. Dalam workshop tersebut dijelaskan juga mengajarkan hal-hal yang teknis seperti bagaimana pengambilan suara melalui mulut dan memakai pernafasan perut ketika berbicara, bagaimana mengatur intonasi dalam berbicara, dan hal-hal teknis lainnya.
Sebelumnya, Dani Krisnawati SH MHum selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Hukum UGM mengatakan bahwa kemampuan public speaking bagi sarjana hukum menjadi sangat penting, mengingat kemampuan berbicara menjadi senjata bagi orang hukum dalam menunjang karirnya di masa depan.
"Diharapkan nantinya para sarjana hukum tidak hanya mampu berbicara saja, tapi juga mampu berkomunikasi dengan baik,'' katanya pada sambutan pembukaan workshop itu.
( Bambang Unjianto / CN26 / JBSM )

Kiat Untuk Menjadi Pribadi Unggulan

Alloh ‘Azza wajalla adalah Dzat yang maha sempurna segala-galanya, maha luas tak terbatas pengetahuannya. Sangat pasti hanya Alloh lah Dzat yang maha memiliki segala keagungan, kemuliaan, dan keunggulan. Sangat beruntung bagi siapapu yang dikaruniakan oleh-Nya potensi dan bakat untuk unggul. Lebih beruntung bagi siapapun yang dikaruniakan kemampuan mengoptimalkan potensi dan bakatnya sehingga menjadi manusia unggul dan prestatif. Namun, sahabat-sahabat, betapa banyak pula orang yang cukup potensial tapi tidak menjadi unggul. Betapa banyak orang yang memiliki bakat terpedam dan tetap terpendam tak tergali karena tak tahu ilmu untuk mengoptimalkannya.
Umat Islam adalah salah satu contohnya, Sering kali dengan semangat menggebu kita ingin menjadikan umat Islam ini umat yang modern, tidak kampungan, tidak miskin, tidak kumuh, dan kata-kata minor lainnya. Tapi karena belum tahu ilmunya, hasilnya sangat jauh dari yang diharapkan. Padahal setiap orang pada dasarnya memili potensi untuk unggul termasuk kita, umat Islam.
Berikut ini beberapa kiat menjadi pribadi unggul dan prestatif.
1. Percepatan Diri
Yahya Bin Hubairoh, guru Ibnu Qayyim Al-Jauziah berkata “ Waktu adalah barang paling berharga untuk kau jaga. Menurutku, ia adalah barang yang paling mudah hilang darimu, “ Demikian ujarnya. Memang, bagi orang yang ingin memacu percepatan dirinya, maka tidak bisa tidak, waktu adalah kuncinya. Sebab, sesungguhnya waktu adalah hidup kita. Orang bodoh adalah orang yang diberi modal hidup berupa waktu kemudian ia siasiakan. Ada tiga kelompok orang yang menggunakan waktu,
Pertama, orang sukses yaitu orang yang menggunakan waktu dengan optimal, salah satu cirinya ia melakuka sesuatu hal yang tidak diminati oleh orang gagal.
Kedua, orang malang, yaitu orang yang hari-harinya diisi denga kekecewaan dan selalu memuali sesuatu pada keesokan harinya.
Ketiga, orang hebat yaitu orang yang bersedia melakukan sesuatu sekarang juga. Bagi orang hebat, tidak ada hari esok. Dia berkata bahwa membuang waktu bukan saja sesuatu kejahatan, tetapi sesuatu pembunuhan yang kejam.
Rosululloh bersabda, “ Pada setiap terbit Fajar ada dua malaikat yang menyeru-nyeru, wahai anak Adam, aku adalah hari yang baru dan aku datang untuk menyaksikan semua amalan kamu, oleh sebab itu manfaatkanlah sebaik-baiknya karena aku tidak kembali lagi sehinga hari pengadilan. (HR. Turmudzi) karenanya, mengetahui dan menyadari akan pentingnya waktu berarti memahami pula nilai hidup dan kehidupan ini.
Oleh karena itu yang pertama dan utama yang harus dilakukan untuk menjadi pribadi unggul adalah pantang sia-sia. Kita tidak boleh melakukan sesuatu dengan sia-sia, sebab semua yang dilakukan sangat pasti makan waktu, sedangka waktu itu sangat berharga. Tidak mungkin kita melakukan yang sia-sia (Mubazir), bukankah perbuatan mubazir itu adalah perbuatan setan. Alloh SWT berfirman, “ Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya .(” QS. Al Israa : 27 ).
Lihatlah hidup keseharian kita, sering kali secara sadar atau tidak, telah melalaikan waktu. Anehnya tak jarang setengah mati kita menjaga sandal agar tak tak hilang di curi orang, tapi jarang menjaga waktu agar tidak dicuri denga hal yang sia-sia. Berapa banyak kita ngobrol sia-sia yang berarti kita maling waktu kita. Berapa banyak kita nonton TV, dan TV telah mencuri waktu kita. Maka, mulai sekarang pantanglah menyia-nyiakan waktu.
Ingatlah firman Alloh, “ Qad aflahal mu’minun. Alladzina hum fii shalaatihim khosyi’uun. Alladzi ‘annilaghwi mu’ridun. ( QS. Al-Muminun :23 (1-3). “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang khusu dalam sholatnya. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna. “ Artinya, Sholat yang terpelihara mutunya, khusu namanya yang dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar menjaga kualitas sholatnya. Itulah yang beruntung.
Jadi, pastikan waktu yang digunakan hanya diisi untuk memacu dan menempa kemampuan diri . Artinya setiap jam, setiap hari, setiap minggu, yang kita lalui harus selalu benar-benar ful manfaat. Dan lebih dari yang orang lain lakukan. Prinsipnya, pertama,waktu boleh sama tapi isi harus beda, dan kedua, sekarang harus lebih baik dari tadi. Itulah percepatan. Segala bentuk kemalasan ,keengganan harus dibuang jauh-jauh kalau ingin masa depan cerah. Bagi yang mendambakan keunggulan, jika melihat orang lain belajar lima jam sehari, maka dia harus punya bonus waktu belajar lebih dari lima jam seperti yang orang lain lakukan , artiny6a dia harus tahan belajar minimal tujuh sampai delapan jam sehari. Demikianlah, sebab salah satu ciri dari orang yang unggul adalah memiliki kebiasaan melakukan sesuatu dimana orang gagal enggan melakukannya
Maka, tidak ada waktu yang sia-sia. Ajaran Islam sangat menghormati dan menghargai waktu dan melarang kesia-siaan.Rasulullah bersabda , “Diantara tanda kebaikan akhlak manusia muslim itu adalah meninggalkan apa yang tidak perlu.” (HR Turmudji). Untuk itu , kalau saudara melakukan sesuatu , pikirkan manfaatnya. Tanyakan pada nurani, bagaimana kalau saya mati dalam keadaan melalaikan waktu, naudzubillah. Misalkan, mau nonton ke bioskop, tanyaka pada diri, manfaat engga nih ? bagaimana kalau saya mati lagi nonton di bioskop ? selalu di pikirkan agar jangan ada waktu yang tersia-sia. Setel tape, pastikan bahwa yang di dengar bukan yang sia-sia, yang melenakan jiwa, yang mengurangi semangat, apalagi nyanyian maksiat, naudzubillah . Pilihlah program atau acara yang dapat menambah kualitas keilmuan, wawasan dan pengalaman. Masih banyak acara lain yang lebih bermanfaat, bermutu, dan mengingatkan kita pada Alloh. Cobalah simak acara kajian ilmu, ceramah subuh, nasyid , atau nyanyian islami, serta tilawah Al-Qur’an. Sanagat pasti ada banyak hikmah yang dapat diambil.
Kalau lagi dongkol ingatlah bagaimana kalau lagi dongkol mati ? Kalau lagi sebel bagaimana kalau mati lagi sebel ? selalu piker-pikirkan ! Jangan sampai waktu terbuang percuma hanya untuk melakukan sesuatu yang sia-sia mau tidur, tiba-tiba ingat seorang ikhwan bagi akhwat, misalnya, pikirkan iih apa-apan iangat sama dia siapa tahu dia tidak ingat sama kita kan tekor. Mending ingat ke Alloh jangan sia-siakan waktu. Dalam segala hal buatlah program, perencanaan yang matang , cermat , dan rasional. Sehingga waktu kita efektip hanya digunakan untuk hal-hal yang dapat meningkatkan kemampuan dan mutu diri.
2. Sistem Yang Kondusif
Misalkan, ada dua ekor kupu-kupu. Kupu-kupu yang satu masuk kedalam mobil dan mobil pun melesat maju. Sedangkan kupu-kupu yang satunya tidak masuk kedalam mobil melainkan terbang menggunakan sayapnya. Lalu ukur dalam waktu lima menit, mana yang lebih dulu sampai ketujuan ? jelas akan tanpa beda kecepatan maupun jarak tempuhnya . Kupu-kupu yang terbawa mobil, dan mobilnya melaju kencang akan jauh lebih cepat sampai ke tempat tujuan dari pada yang terbang sendiri .
Tapi kalau mobilnya berhenti atu mogok, maka mungkin saja yang lebih cepat adalah yang terbang sendiri, dan kupu –kupu yang masuk mobil dia akan rugi. Bahkan kalau mobilnya mundur dia akan ketinggalan lebih rugi lagi. Artinya system yang kita masuki itu akan sangat-sangat mempengaruhi percepatan diri kita. Salah dalam memilih system memilih lingkuangan, maka akibatnyapun akan segera kita rasakan. Maka, barang siapa ingin memiliki percepatan diri yang baik untuk menjadi unggul, maka harus mencari sistem lingkungan dan teman-teman yang berkualitas sistem yangmemiliki ke unggulan lebih dari standar biasa, lingkungan yang memulikan perilaku yang terjaga, teman yang memiliki kehalusan budi pekerti yang tinggi. Apabila kita masuk sistem seperti ini, maka imbasnya adalah pada diri kita jua. Percepatan kita akan terkatrol untuk menjadi unggul dan bermutu .
Lembaga atau organisai yang memiliki system yang unggul, banyak yang telah dapat membuktikan dirinya tampil dalam kehidupan bermasyarakat. Akabri ,siapa pun orang tahu bahwa seorang pemuda yang dalam bebeapa bulan saja masuk ke Akabri, akan sangat jauh berbeda dengan pemuda sebayanya yang tidak masuk sistem di Akabri. Bayangkan selama tiga tahun ,yang satu didik ,digembleng,ditempa berbagai macam disiplin ala militer di Akabri, sedang yang satu hanya diam tinggal di lingkungan tanpa ada penambahan keilmuan dan pengalaman, maka hasilnya pun jelas beda yang satu jauh melesat beberapa puluh langkah, sedang yang satu hanya beberapa langkah saja.
Padahal asalnya sama tamatan SLTA, namun sistem yang berbeda telah menghasilkan produk yang berbeda pula. Hal ini karena Akabri dengan pendidikan gaya militer dengan berbagi aturan dan perintah yang sangat ketat, disiplin, dan tegas serta kepatuhan pada komandan yang luar biasa, yang kebiasaan ini tentu saja tidak terdapat dalam komunitas sipil. Sistem inilah yang menempa para taruna di Akabri sehingga memiliki kemampuan lebih di banding dengan pendidikan di luar sistemnya.
Contoh lain, misalnya seorang anak yang masuk ke pondok pesantren Gontor Ponorogo akan sangat berbeda kemampuan bahasa Arab, Bahasa Iggrisnya dengan anak sebayanya yang masuk Gontor atau lulusan SMU yang masuk perguruan tinggi semacam ITB, UI, dan UGM akan sangat jauh berbeda dengan mahasiswa di perguruan tinggi lain yang memiliki sistem yang berbeda . Itulah pengaruh sistem.
Maka ,kalau ingin memiliki pribadi unggul , tangguh , dan prestatif , pastikan untuk tidak salah dalam memilih pergaulan . Sebab , salah dalam memilih lingkungan , salah dalam memilih sistem, berarti telah salah dalam memilih kesuksesan . Ingatlah pepatah, ‘Bergaul dengan tukang minyak wangi akan terbawa wangi dan bergaul dengan pandai besi akan terbawa bau bakaran.”. Wallohu a’lam bishawab. (fzyqn)[manajemenqolbu.com]***
ManajemenQolbu.Com : Sahabat-sahabat, jika kita salah dalam memilih teman ,salah dalam memilih lingkungan , salah dalam memilih sistem ,berarti kita telah salah dalam memilih masa depan . Sebab bergaul dengan metal akan kebawa metal ,bergaul dengan tukang pacaran akan terbawa pacaran , bergaul dengan santri akan kebawa nyantri , begitulah. Maka,carilah lingkungan atau sistem yang baik , yang dapat mengkatrol tata nilai kehidupan kita menjadi lebih baik.
3.Berdaya Saing Positip
Kiat menjadi unggul yang ketiga adalah memiliki naluri berdaya saing positip. Dalam setiap kesempatan dan lingkungan, kita harus memiliki naluri berdaya saing positif kalau tidak pasti kita akan berat menghadapi hidup ini. Majalah panji pernah memberitakan bahwa dalam beberapa tahun lagi univrsitas-universitas luar negri : Oxford Harvard UCLA, Stanford dan universitas beken lainnya akan masuk ke Indonesia. Kenyataan ini membuat miris beberapa perguruan tinggi. Sikap ini nampaknya dipicu oleh kenyataan adanya kesenjangan kualitas PT dalam negeri dan PT luar negeri.
Bagai PT dalam negeri yang tak memiliki mental berdaya saing positif, ketika pergurua tinggi semacam universitas Stanford masuk misalnya aka membuat mereka jadi panik, kalangkabut, karena takut kesaingan . Melihat sesuatu yang sama atu yang lebih darinya, maka akan di anggap sebagia sebuah ancama yang seolah-olah aka menghancurkannya.
Namun yangmemilki mental bersaing secara positif, hal itu justru akan di tanggapi dengan senang hati, seolah-olah dia mendapat separing patner yang akan memacunya lebih berkualitas lagi.”Sebab bagi mereka yang tidak diberi pesaing, kadang-kadang tidak membuat mereka maju. “
Demikian kata seorang pakar. Pepatah mengatakan bahwa,lebih baik jadi juara dua diantara para juara umum,daripada jadi juara satu dari yang lemah , atau juara utama dari yang terbodoh. Karena yang terpeenting bukan jadi juaranya , tapi bagaimana kita memompa kemampuan optimal dalam hidup. Lebih baik juara diantara para juara daripada juara diantara yang kalah. Tidak usah risau bila kita jadi juara dua kalau lawan-lawan kita adalah lawan yang tangguh.
Makanya,saya sangat keberatan pada sikap kita terhadap etnis Cina atau Tionghoa. Misal, dengan menghina dan mencacinya. Sangat pasti dengan menghina itu tidak akan menyelesaikan masalah , tidak akan menambah keunggulan , dan kemampuan kita. Tapi,cobalah renungkan ! Kenapa dia hidup keduniaanya dapat begitu sukses. Ingatlah bahwa Alloh-lah yang menakdirkan mereka (etnis Tionghoa.red ) ada di Indonesia dengan peran utamanya adalah untuk men-triger,memacu, dan mendorong kita untuk dapat hidup lebih dari mereka.
Majunya bisnis ethnis Cina yang menguasai perekonomian Indonesia saat ini, bagi pendengki yang muncul adalah keki, sebel,dan iri hati. Dan nampaknya, dia baru bisa sebel, dongkol,keki,dan tidak bisa bersaing. Sikap ini memperlihatkan kelemahan dan kebodohan sendiri. Sahabat Nabi SAW, Zaid bin Sabith itu belajar tulis-menulisnya dari seorang Yahudi. Dalam sebuah hadist pula Rasulullah bersabda, “Carilah ilmu sampai ke negeri Cina.” Jadi, harusnya justru kita belajar kepada mereka, bagaimana mereka bisa sampai sukses seperti itu . Harus mau belajar kepada yang lebih dari kita, walau ia non Muslim sekalipun. Yang penting adalah bagaimana nanti mngemasnya menjadi sebuah ilmu yang bernuansa Islam, sesuai dengan tuntunan syariat.
Sahabat-sahabat sekalian, janganlah suka sebel melihat bintang kelas, justru pelajari bagaimana ia bisa jadi bintang kelas dan harus mampu dan meenekadkan diri untuk dapat lebih baik dari dia. Jadi orang-orang yang suka iri hati, sebel, dongkol kepada prestasi orang lain, biasanya tidak akan unggul. Berani bersaing secara sehat dan positip adalah kunci menuju gerbang kesuksesan.
4. Mampu Bersinergi (Berjamaah)
Steven R. Covey, mencantumkan sinergi sebagai salah satu dari tujuh kebiasaan yang sangat efektif. Dalam sinergi atau berjamaah akan tercermin perbedaan nilai tiap individu yang kalau kita mampu mngelolanya akan melahirkan sebuah team work yang solid. Dimana nanti hasilnya akan jauh lebih besar, lebih dahsyat, atau lebih unggul dibandingkan kalau dilakukan sendiri-sendiri.
Masih ingat kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang yang bulan Agustus 1945 luluh lantak oleh bom Atom sekutu? Ya,ingatkan kita akan segera menerawang , ketika bagaimana sebuah benda yang besarnya tidak lebih dari tubuh manusia itu bisa meratakan hektaran luas kota dengan hanya satu kali ledakan yang sangat dahsyat.
Menurut para ahli fisika, ledakan dahsyat ini terjadi karena adanya sinergi , yaitu sinergi antara atom yang bersinggungan dengan atom yang lain. Atom yang bersinggungan ini bersinggungan pula dengan atom yang lainnya , begitu seterusnya sehingga dalam waktun yang beberapa detik saja jutaan bahkan miliaran atom telah saling bersinggungan, yang akibatnya menghasilkan benturan antar kekuatan yang satu dengan kekuatan lain yang sangat luar biasa dahsyatnya . Makin besar kekuatan sinerginya dalam setiap kali berinteraksi dengan yang lain , maka akan makin besar pula kemampuan yang dihasilkan. Itulah kunci unggul. Jadi kalau ingin unggul , nikmati hidup berjamaah.
Karena seorang yang pintar bertemu dengan yang pintar akan bertambah pintar . Katakanlah kepintaran kita adalah empat , lalu berkumpul bersama dengan yang pintarnya tiga, maka kepintaran kita akan lebih bertambah dan akan lebih bagus. Sinar laser dapat menembus benda-benda tertentu karena sinar laser terdiriu dari dari gelombang-gelombang yang memiliki harmoni yang sama, yang akhirnya ia dapat menembus baja yang tidak mungkin ditembus oleh sinar biasa.
Maka dalam Islam 1+1 bukan 2 tapi 11 harusnya kalau kita ingin unggul seperti itu. Kita harus hidup berjamaah , harus senang hidup berjamaah dengan yang lain. Dan ini akan menjadi kekuatan untuk menjadi unggul. Untuk itu ,berjamaahlah,tapi berjamaahlah dengan yang positip karena adakalanya jemaah itu juga saling melemahkan , saling melumpuhkan. Jadi,kalau suatu waktu ketemu dengan tukang tambal ban, haruslah pertemuan itu jadi sumber ilmu, jadi sinergi buat kita. Tidak perlu jadi tukang tambal ban , tapi kalau punya modal lalu tahu dari si tukang tambal ban tentang dunia tambal ban maka kita dapat memodali orang yang nganggur, yang belum punya kerjaan untuk jadi tukang tambal ban. Tinggal carikan tempat yang bagus , cari kawan suruh magang , didik sebentar , suruh buka bengkel , lalu buat pembukuan yang bagus. Inilah yang dimaksud sinergi.
Maka, lakukanlah branchmarking (studi banding) ke institusi lain sebagai bahan bandingan, dan ini sangat penting. Hal ini agar pemikiran kita terus terus berkembang kemampuannya, tidak mandeg atu disitu-situ saja. Oleh karena itu, jangan remehkan siapapun, setiap ketemu orang harus jadi sarana perubahan dan penambahan wawasan bagi kita. Jangan merasa pintar sendiri kalau kita sudah merasa yang terbaik , yang terbagus ,yang paling pintar, maka sebenarnya kita telah jadi yang terbloon.
5. Manajemen Qalbu
Tidak bisa tidak , bagi pribadi yang ingin unggul dan prestatif maka dia harus mampu mngendalikan suasana hatinya. Karena orang itu tergantung suasana hatinya. Kalau hatinya gembira , maka dia gembira , kalau hatinya , kalau hatinya sedih maka sedihlah dirinya, kalau hatinya lagi dongkol, ngambek , maka seperti itulah dirinya . Semua tergantung suasana hatinya. Maka, bagi orang yang tidak mampu mengelola hatinya akan kerepotan dalam menghadapi hidup ini.
Rasulullah SAW bersabda,”Ingatlah dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi, bila rusak,niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama hati.”(HR Bukhari -Muslim) Dalam organisasi kita harus mampu mengelola konflik. Ingat, konflik bukan untuk dihindari atau dihilangkan , konflik adalah untuk dikelola agar menjadi sebuah kekuatan yang positip. Banyak fakta membuktikan bahwa rubuhnya organisasi itu karena pengelolaan hati para pengurusnya kurang baik . Waktu ngantor yang harusnya dihabiskan untuk menyelesaikan tugas kerja , biasanya habis dengan hal-hal yng tidak perlu, 2jam dongkol, 1jam iri, 3jam dengki ,2jam enek , yang ujung-ujungnya enggak kerja, malah di kantor justru banyak terjadi intrik-intrik yang mengganggu kinerja perusahaan. Inilah prilaku-prilaku perusahaan yang kontra produktif akibat salah urus dari manajemen kalbu-nya.
Ingatlah pepatah,”Kekayaanku adalah hatiku, apapun yang engkau lakukan , yang penting adalah jangan kau curi hatiku.” Maka orang yang mampu menghayati pepatah ini, suatu waktu misalnya, mobilnya rusak atau mogok , lalu orang lain meledeknya , mengolok-oloknya, maka dia tak akan ambil pusing. Orang menghina, biarkan saja! Suara-suara dia, mulut-mulut dia, mengapa mesti pusing-pusing. Sebab kalau kita sudah sebel ke seseorang berarti kita telah menghabiskan banyak energi untuk memikirkannya. Kita akan disiksa dongkol ,sebel, dan enek. Padahal yang disebelinya sedang tidur enak, rugikan ? Lihat dia makan enak, kita jadi enek, ujung-ujungnya kita engga makan-makan.
Selamat menderita bagi orang yang busuk hati . Maka,bagi saudara-saudara yang yang tidak bisa menata hatinya, waktu kita akan habis meladeni kebusukan hati kita ini. Kita akan terhambat, tidak akan berprestasi karena energi kita habis untuk memikirkan orang lain Naudzhubillah. Untuk dapat mengelola hati dengan baik maka bekal yang utama adalah ilmu, ingatlah konsep perubahan. Seseorang itu berubah bukan karena tahu, tapi karena paham.
Orang bisa paham karena ada informasi atau ilmu. Bagaimana kita dapat membersihkan hati ini jika tidak tahu ilmu tentang hati? Maka, dari sekarang sisihkanlah waktu, tenaga, biaya untuk mempelajari ilmu tentang hati kita ini. Ingat ! Bukan untuk tahu , tapi untuk paham . Setelah tahu ilmunya , maka kita harus Riyadhah (latihan). Berlatih keras , mujahadah (sungguh-sungguh) untuk mengatasi segala kebusukan hati ini. Menahan marah , menahan mulut, menahan pandangan , menahan pendengaran , menahan perut dari yang haram dan berlebihan , dan lain sebagainya. Bagi mereka yang jago dalam manajemen kalbu-nya, maka selamat menjadi pribadi unggul. Wallahu a’lam bisshawab

Puasa Menjadikannya Pribadi Unggulan

KESIBUKAN kegiatan kuliah dan eks-trakurikuler terkadang membuat seseorang keasyikan. Kesibukan tanpa mengindahkan waktu istirahat itulah yang membuat ketangguhan taekwondoin Citra Kurnia Suryani (19) jebol.
Hal itu karena tubuhnya meriang terkena sakit flu yang cukup serius. Akibatnya, puasanya terpaksa terhenti di paruh jalan. “Tadinya saya nggak mau batal puasa. Tapi karena sedang sakit, apa boleh buat, tak bisa dipaksakan berpuasa. Mungkin karena kecapaian, kurang tidur dan kebetulan cuacanya juga sedang jelek-jeleknya,” ke-luh Mahasiswi Semester III Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi (PJKR)-FKIP Univer-sitas Siliwangi, Tasik, Minggu (21 /8).
Citra menyadari, sebelumnya seharian dirinya terlibat kegiat-an ospek mahasiswa baru di jurusannya. La-lu, saking semangatnya, pada malam harinya dite-ruskan dengan latihan di Dojang Dokar sehingga menguras energi dan waktu istirahat.
Apalagi, sejak me-masuki bulan puasa aktivitas dirinya termasuk super sibuk dengan jadwal se-minggu lima kali latihan plus me-latih di Dojang SDN 1 Sukasari, Dojang SMPN 1, Dojang SMPN 3, Dojang Dokar dan lainnya. “Sebetul latihannya sama sekali nggak ngaruh kepada puasa. Apalagi, porsi dan intensitas latihan telah dikurangi dengan menitik beratkan pada latihan teknik,” lanjutnya.
Namun, hal yang membuat sakit itu diakui karena kurang mengontrol diri. “Habisnya, melatih sih kayaknya sudah hobi. Selain itu, saya juga sedang mempersiapkan diri buat tampil dalam Kejurda Poomsae (jurus) di Bandung pada Okto-ber mendatang,” tukas peraih medali perak poomsae Ke-jurda Taekwondo Banten 2010 itu, berterus terang.
Sebagai seorang Musli-mah, setelah kondisinya pulih kembali, Citra ber-tekad menuntaskan puasa-nya yang tinggal beberapa hari lagi. Sebab seperti dirasakannya, dengan ber-puasa ibadahnya pun le-bih rajin, seperti shalat Tarawih, shalat Dhuha, dan ta-darus Al-Quran.
Bagaimana pun juga, dengan me-lakoni ibadah tersebut diyakininya akan membuat seseorang lebih sabar dan takwa sehingga menjadi pribadi yang unggul.
“Artinya, memiliki prestasi dan sikap terpuji penuh ketela-danan yang ber-manfaat bagi keluarga dan masyara-kat,” cetus putri dari dua bersaudara pa-sangan Taryani dan Ny. Euis Kurniati. (Agus WS/ ”KP”) ***

Jumat, 21 Oktober 2011

Muslim Unggulan Pribadi Idaman

“Seorang mukmin yang kuat lebih dicintai Allah ketimbang mukmin yang lemah dan (kuat) di dalam setiap hal adalah baik. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang dapat member manfaat kepadamu, dan mintalah pertolongan kepada Allah, janganlah kamu lemah…..” (Riwayat Muslim)
Itulah gambaran yang mewakili seorang figure Muslim kuat dalam segala aspek. Pribadi unggulan yang senantiasa dibutuhkan untuk mengokohkan sendi-sendi agama nan mulia guna mencapai kejayaan.
Memang sejatinyalah kekuatan secara umum selalu menjadi elemen dasar dan modal yang menjadi motor penggerak. Baik berupa kekuatan jiwa, harta, tahta, cita-cita, cara pandang dan lainnya.
Karenanya, kekuatan seorang mukmin mutlak diperlukan guna mencapai kehidupan yang hakiki. Tentunya, kuat disini tak sebatas pada materi belaka namun yang lebih terpenting adalah kekuatan yang meliputi aspek;
Kukuh Aqidah
Pribadi kokoh akan selalu mengambil petunjuk ilahi, tahu cita-cita hidup sekaligus menjadi manusia-manusia sejati yang sempurna dalam kemanusiaannya serta mampu menjalankan misinya dalam kehidupan. Pribadi-pribadi kukuh yang mampu merealisasikan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat : 56)
Pribadi inilah yang secara nyata menghambakan diri hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana yang dikehendaki oleh-Nya. Tidak mengotori kemurnian keislamannya dengan noda syirik, baik dalam ibadah maupun keyakinan dan selalu berorientasi kepada hak-hak Tuhannya.
Sosok semacam inilah yang merupakan cerminan sabda Nabi Shallallohu ‘alaihi wa Sallam,
“Tahukah kamu apakah hak Allah atas hamba-Nya dan apakah hak hamba atas Allah? Selanjutnya Nabi bersabda, ‘Hak Allah yang harus ditunaikan hamba-Nya adalah mereka menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, sedangkan hak hamba atas Allah adalah Allah tidak akan menyiksa orang yang tidak berbuat syirik sedikitpun.” (Riwayat Al-Bukhari)
Karenanya, tidak ada jalan lain untuk membentengi diri kita dengan aqidah suci kecuali hanya dengan belajar ilmu syar’i. Hingga menjadikan diri kita mengetahui hakekat tujuan dan muara hidup ini. Maka pribadi yang demikian menjadi figure kuat lagi terpilih.
Terwarna Sibghah Ilahi
Model mukmin kuat berikutnya adalah generasi yang tersibghah (terwarna) dengan Islam. Karena hanya memang Islamlah satu-satunya agama yang dapat mewarnai manusia dengan corak yang khas; baik dalam segi aqidah, pemikiran, wawasan, perasaan, cita-cita, semangat, tujuan, perilaku dan aktifitasnya. Itulah sibghah Ilahi dan tiada seorang pun yang lebih baik dari mereka yang tersibghah dengan celupan ini,
“Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? Dan hanya kepada-Nyalah kami menyembah.” (Al-Baqarah: 138)
Maka muslim kuat senantiasa tercelup dengan warna Islam sehingga ia hadir dalam perwujudan sosok dengan karakteristik tersendiri yang akan muncul dala segala aspek, layaknya pewarnaan yang tampak pada sebuah pakaian.
Sebagaimana penuuturan Al Qurthubi yang mengomentari ayat di atas, “Penyebutan agama ini sebagai shibghah merupakan kiasan, karena amalan dan karakter agama ini akan terlihat pada diri orang yang berpegang padanya, sebagaimana pengaruh pewarnaan yang nampak pada pakaian.” (Tafsir Al Qurthubi 2/144)
Karenanya, kita mesti mengarahkan pandangan kepada Islam untuk menggali aqidah dan konsepsi diri kita darinya, mengguratkan tujuan dan cita-cita kita di bawah cahaya ajaran-ajarannya, serta meluruskan perilaku-perilaku, amalan-amalan kita dengan mengikuti petunjuknya.
Sebagai konsekuensinya, kita harus mencampakkan hawa nafsu ketika mengamalkan Islam dan mendidik dengan Islam.
Karenanya, satu-satunya jalan agar kita dapat mewarnai diri kita dengan celupan Islam adalah dengan mempelajari Islam secara kaffah (totalitas) dengan merujuk kepada Al Qur’an dan As Sunnah (Hadits) yang dilandasi dengan pemahaman para sahabat dan para imam yang mendapatkan petunjuk.
Memiliki Bashirah
Modal yang menjadi ciri Muslim kuat adalah memiliki bashirah (pandangan tajam). Ketajaman pandangan terbentuk dengan cahaya petunjuk-Nya. Tentunya, dengan cahaya ini hati Muslim senantiasa hidup sehingga mampu menempuh visi dan tujuan hidup yang gambling. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan,
“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh dari perintah Kami (Al Qur’an). Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan al-Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami.” (Asy-Syura: 52)
Wahyu disini diserupakan dengan ruh yang dapat menghidupkan hati yang mati dan cahaya yang menyingkap kegelapan yang berbentuk kebodohan, filsafat-filsafat, metodologi-metodologi, madzhab, dan cara beragama yang menyimpang. Tak ada jalan lain untuk keluar dari kegelapan ini kecuali benar-benar mengambil cahaya-Nya,
“Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah: 257)
Itulah hal-hal yang menjadi karakteristik serta upaya untuk menjadi seorang Muslim kuat. Tentunya masih ada beberapa hal yang menjadi cirri khas Muslim kuat seperti: konsisten terhadap kebenaran, memiliki pribadi pejuang, mantap dalam menjalankan kebenaran, punya izzah (kemuliaan) di hadapan teman dan lawan. Yang pasti Muslim unggulan selalu diidamkan dan menjadi ujung tombak perjuangan dalam menegakkan kebenaran. Siapkah kita jadi pribadi idaman? (abuA)
[Disalin dari majalah elFata edisi 01 volume 7 tahun 2007 ]

Integrasi Pendidikan Anak

Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam proses perubahan dan pertumbuhan manusia. Perubahan dan pertumbuhan kepada yang baik membutuhkan pendidikan yang “baik” pula. Pendidikan yang “baik” akan menghasilkan “output” yang baik. Untuk misi membangun Umat Islam, salah satu tugas yang diemban oleh Rasulullah Saw. adalah ta’lim
(mengajarkan atau mendidik).

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الأمِّيِّينَ رَسُولا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah).

Dari pendidikan yang dilakukan Rasulullah Saw. lahir pribadi-pribadi unggul sebagai output, yang kemudian pada akhirnya membentuk peradaban unggul ketika itu.

Umat Islam diproyeksikan untuk menjadi pemimpin peradaban. Sebagai Umat yang menebar kebaikan bagi sekalian alam. Sebuah misi yang tidak ringan dan membutuhkan pribadi-pribadi unggulan.
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Ali Imran: 110).

Pendidikan terhadap manusia sejatinya bersifat integral. Tidak ada terjadi ketimpangan antara satu aspek dengan yang lainnya. Kita pernah mengenal konsep IMTAK dan IPTEK yang merupakan sebuah upaya integrasi untuk menghasilkan SDM unggulan. Unggul secara moral spiritual maupun secara ilmu pengetahuan dan peradaban. Keterpaduan dalam pendidikan seperti ini bila berjalan dengan baik akan mampu menghasilkan orang-orang pintar yang baik atau orang-orang baik yang pintar. Dua tipe inilah yang diharapkan mampu menebar rahmat kebaikan bagi pihak lain. Dan dua tipe ini secara tersirat merupakan capaian dalam doa yang seringkali kita baca:
ربنا اتنا فى الدنيا حسنة  وفى الآخرة حسنة
Ya Allah karuniakanlah kami kebaikan baik di Dunia maupun di Akhirat. Mendapat kebaikan di Dunia dengan kepintaran, dan mendapat kebaikan di Akhirat dengan ketakwaan.
Banyak orang pintar yang tidak baik. Atau orang baik yang tidak pintar. Dua tipe ini sulit diharapkan untuk bisa menebar kebaikan dan manfaat bagi sesama, bahkan malah bisa berpotensi menjadi masalah (trouble maker).

Tipe orang pintar yang tidak baik bisa berpotensi merugikan orang lain. Sederet contoh kasus dalam hal ini, kasus para pejabat korup, kasus kebohongan publik, kasus mafia dan seterusnya. Adapun tipe orang baik yang tidak pintar, mereka berpotensi dimanfaatkan, dirugikan, atau bahkan dianiaya pihak lain.

Idealisme dan Tantangan
Upaya untuk menghasilkan pribadi unggulan merupakan tanggungjawab kita semua sebagai Umat Islam. Tanggung jawab setiap pihak, apakah pihak lembaga pendidikan, pihak keluarga orang tua, pihak sosial, dan seterusnya. Semuanya berperan.

Orang tua adalah pihak yang paling berperan dan bertanggungjawab dalam pendidikan anak-anak mereka agar menjadi pribadi-pribadi unggul. Anak yang saleh akan menjadi amal jariah bagi kedua orang tuanya. Betapa besar pahala yang diraih lantaran kesalehan atau bahkan kontribusi anak bagi masyarakat dan agamanya yang juga akan berbuah pahala bagi kedua orang tuanya.

Namun seringkali terdapat berbagai kendala dalam upaya pendidikan anak. Mulai dari kendala finansial, kendala lingkungan sosial atau bahkan kendala keluarga.

Diantara kendala yang bisa merusak pendidikan anak adalah kendala lingkungan dengan berbagai bentuknya. Di era informasi ini siapapun dengan sangat mudah untuk mengakses informasi lewat berbagai sarana. Media cetak dan elektronik sedemikian menggurita. Seringkali media lebih efektif dan berhasil dalam mendidik anak-anak kita. Media bisa mendidik pemikiran, gaya hidup, cara bergaul dan seterusnya.

Permasalahannya adalah jika anak-anak kita dididik oleh media dengan berbagai materi negatif dan destruktif, yang mengganggu pendidikan mereka. Mengarahkan pemikiran, gaya hidup dan seterusnya ke arah negatif bahkan menyimpang dari Islam. Dan media sebagai salah satu sarana perang pemikiran (alghazwu alfikry) musuh-musuh Islam untuk melumpuhkan Umat ini. Media seringkali menjadi sarana efektif bagi mereka.

Lingkungan yang berarti teman dan komunitas bergaul juga bisa mempengaruhi pendidikan anak kita. Rasulullah Saw. menjadikan sahabat sebagai pihak yang bisa mempengaruhi moral dan kebiasaan seseorang. Sabdanya berbunyi:

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِطُ
Seseorang itu tergantung kepada kebiasaan cara hidup dan akhlak sahabatnya, maka setiap kalian perhatikanlah siapa teman yang digaulinya. (At Tirmidzi).

Persahabatan dan pergaulan bisa mempengaruhi seseorang. Kata pepatah Arab: Siapa yang berteman dengan tukang minyak wangi Ia bisa mendapatkannya cuma-cuma, dan siapa berteman dengan tukang besi, ia akan kecipratan baunya.

Cukup panjang masalah ini bila kita bahas secara utuh. Paling tidak kita  mengupayakan jalan keluar dari berbagai kendala ini dengan mengkondisikan keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama bagi anak. Orang tua dalam keluarga harus menjadi tauladan bagi anak-anaknya. Selanjutnya mengkondisikan lingkungan dengan berbagai bentuknya, apakah teman, media, dan seterusnya. Kemudian memilih lembaga pendidikan bermutu bagi anak. Meskipun seringkali pendidikan bermutu juga menuntut finansial yang bermutu juga. Namun kendala yang ada jangan sampai mengaburkan atau bahkan melunturkan idealisme bagi pendidikan anak kita. Dalam literatur Islam ada kaedah:
مَا لَا يُدْرَكُ كُلُّهُ لَا يُتْرَكُ كُلُّهُ
Tujuan yang tidak bisa dicapai semuanya, jangan ditinggalkan semuanya.

Usaha maksimal dalam upaya pendidikan anak harus dilakukan sebagai tanggungjawab sekaligus aset bagi banyak pihak. Meskipun ada banyak kendala, kita memohon kepada Allah SWT akan hasil yang penuh berkah dariNya.


Ahmad Yani

Bi'ah Islami Menuju Pribadi Unggulan

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Allahuma baariklana fi Rajaba wa Sya'ban wa balighnaa Ramadhan
“... Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan...”
Alhamdulillah dlm nuansa penuh keberkahan ini, jiwa-jiwa yg haus cinta dan kasih sayang_Nya kembali dpt bersua dlm ikatan hati yg penuh kekeluargaan dan persahabatan di liqo’ pekanan.…
Tiada terasa aroma wewangian Ramadhan kian harum tercium oleh hati yang dahaga dan jiwa yg rindu akan segala keutamaannya. Tepat Jum’at hari ini kita memasuki Bulan Rajab, Bulan yang penuh keutamaan pula…
Ohh, Robbi… hamba rindu dengan syahrur Ramadhan…
Ikhwati fillah, Saudaraku yg dimuliakan Allah, liqo’ tadi malam (3 Juli 2008) dilaksanakan di Wisma Pabuaran Asri di Pabuaran dan dimulai sekitar jam 20.00-an,
Hadir dlm liqo’ ini akhi-akhi kita :
· Ari Susanto
· Slamet Turseno
· Iman Sadesmesli
· Erfan Dany
· Muh. Nurman
· Bisma
· Isa
Akhunal kiroom, akhi Iwan masih blm bisa hadir. karena sedang tugas lapangan, Sahabat sekalian, kita berdo’a semoga Allah istiqomahkan kita dlm memperbaiki diri… Mas Tommy…? Kemana atuh, gak kasih kabar berita? Temen2 sangat cemas loh…!
Untuk liqo’ kali ini, yang bertugas sebagai moderator adalah akhi Muh Nurman…
Moderator memulai majelis dengan mengucap hamdalah kepada Allah SWT, shalawat kepada Rasul_Nya dan mengajak kita semua untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada kita…
Acara pertama adalah tilawah Al Qur’an yg masing2 peserta membaca setengah halaman dari Al Qur’an …
Yg lainnya menyimak dg seksama dan membetulkan jika ada bacaan yg kurang pas tajwidnya… acara tilawah ditutup dg sedikit pemahaman ttg tajwid.
Acara selanjutnya yakni mengkaji kitab kuning… malam ini pembacaan kitab hadits diamanahkan kepada akhi Ari Sutanto,
Beliau menyampaikan masih di Bab Sifat Wudlu Nabi SAW yg termaktub dlm Kitab Bulughul Maarom karya Syaikh Ibnu Hajar Al Asqolany…Yakni berkaitan sunnahnya mencuci tangan setelah bangun tidur sebelum mengambil air wudlu… untuk membersihkan tangan dari apa-apa yg dipegang selama kita tidur…
Selanjutnya moderator meneruskan acara berikutnya, yakni KULTUM. Pada mlm hari ini, kultum disampaikan oleh akhi Slamet Turseno. Tema yg diambil melanjutkan pembahasan yg disampaikan akhi Erfan yakni Point ke 2 : Bi’ah Sholihah (Lingkungan yg Islami)

Bi'ah Islami

Dakwah memiliki tujuan yaitu ingin menghasilkan manusia-manusia yang berafiliasi kepada Islam. Untuk mencapai tujuan utama ini, ada beberapa sasaran yang harus dicapai oleh pelaksana dakwah. Salah satu sasaran tersebut adalah terbentuknya bi’ah (lingkungan) yang kondusif bagi kehidupan Islami di manapun manusia tinggal, baik dalam sisi moral, intelektual, maupun tanggung jawab sosial.
Mengapa kita memerlukan bi'ah Islami?
Bi'ah Islami adalah sebuah model lingkungan yang baik (Islami), yang pola pergaulan dan hubungan antar manusia sedemikian rupa Islami. Lingkungan Islami ini merupakan bagian dari proses pembentukan pribadi muslim sejati. Dengan bi'ah Islami maka akan dihasilkan dari dalamnya pribadi muslim kaafah, da'i, dan murobbi yang siap untuk terjun. Karena dirinya telah dibina, dipisahkannya unsur-unsur jahiliyah dan unsur kebaikan, dengan daya dukung lingkungan (bi'ah) Islami.
Tahapan membentuk bi’ah Islami
1. Pribadi Muslim yang Muttaqin dan Mu’minin
2. Rumah Tangga yang SAMARA (Sakinah, Mawadah wa Rahmah)
3. Masyarakat yang rindu tegaknya syari’at Allah
4. Pemerintahan yang tegas dan berkomitmen menerapkan hukum Allah
Agenda berikutnya yakni Infak Majelis, secara sukarela utk melatih rasa simpati dan empati… Tentunya dimaksudkan agar kita menjadi orang2 yg mudah memberikan pertolongan bagi yg membutuhkan… Dana infak dipegang oleh bendahara infak, akhi Iman S.
Meniti acara inti yakni materi utama yg utk kali ini akan disampaikan oleh Ustadz Enjang Faridh, yg menggantikan sementara Ust. Dr. Ing Khafid… Ustadz Farid menyampaikan materi tentang kepribadian seorang muslim sejati…
Al-Qur’an dan sunnah merupakan dua pusaka Rasulullah SAW yang harus selalu dirujuk oleh setiap muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang amat penting adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim. Pribadi muslim yang dikehendaki Al-Qur’an dan sunnah adalah pribadi yang saleh. Pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah SWT.
Persepsi (gambaran) masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda. Bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah. Padahal itu hanyalah satu aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus melekat pada pribadi seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga dapat menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim.Bila disederhanakan, setidaknya ada sepuluh karakter atau ciri khas yang mesti melekat pada pribadi muslim.
1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih)
Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah SWT. 
Dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Allah tuhan semesta alam” (QS. 6:162). Karena aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam awal da’wahnya kepada para sahabat di Mekkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan aqidah, iman dan tauhid.
2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar)
Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda: “Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat”. Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.
3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh)
Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah SAW diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al Qur’an. Allah berfirman yang artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung” (QS. 68:4).
4. Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani)
Qowiyyul jismi merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya.
Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi. Namun jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk hal yang penting, maka Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah (HR. Muslim)
5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir)
Mutsaqqoful fikri merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang juga penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas). Al Qur’an juga banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berfikir, misalnya firman Allah yang artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: ” pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir” (QS 2:219)
Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas.
Bisa dibayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatkan pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu.
Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang, sebagaimana firman Allah yang artinya: Katakanlah: “samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?”‘, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (QS 39:9)
6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu)
Mujahadatul linafsihi merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan. 
Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)” (HR. Hakim)
7. Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu)
Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. 
Hal ini karena waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya.
Allah SWT memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan: “Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu”. Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi.
Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk pandai mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.
8. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan)
Munazhzhaman fi syuunihi termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya.
Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat , berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian serius dalam penunaian tugas-tugas.
9. Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri)
Qodirun alal kasbi merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al Qur’an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi.
Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah SWT. Rezeki yang telah Allah sediakan harus diambil dan untuk mengambilnya diperlukan skill atau ketrampilan.
10. Nafi’un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain)
Nafi’un lighoirihi merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan.
Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Qudhy dari Jabir).
Syukron Ustadz, atas taujihnya semoga kita bisa mengambil manfaatnya Amin…
Begitulah rangkaian acara demi acara dilalui dengan penuh cinta….
Sebelum acara ditutup maka ditentukan dulu petugas dan tempat liqo’ pekan depan.
Insya Allah utk tempat.. pekan depan di Rumah Mas Tommy Kampung Kandang
Petugas…Moderator : Akhi Slamet Turseno
Pembaca Kitab Hadits : Akhi Iman S
Kultum : Akhi M. Nurman
Demikian liputan tematik kajian pekanan cowok bakos class ’07. Dari pojok Biro Renum, reporter bang_mamet melaporkan.
Wassalamu’alaikum wr. wb.

0 comments:


WELCOME IN MY BLOG

WELCOME IN MY BLOG

musik

Pengikut